Dalamsuhu udara yang menunjukkan 19 derajat celcius, rombongan langsung menuju destinasi sebuah desa bernama Volendam, desa nelayan yang tak jauh dari kota Amsterdam. Perjalanan menuju Volendam ditempuh sekitar 30 menit. Hamparan parit menghijau sesekali terdapat gerombolan sapi menjadi pemandangan di sepanjang jalan.
detikTravel Community - Liburan ke Amsterdam tak lengkap tanpa mampir di Volendam. Kota nelayan ini memiliki segudang daya tarik wisata. Turis bisa memandang laut yang cantik, hingga wisata ke pabrik keju dan sepatu khas sepanjang tepi laut Volendam terdapat banyak kafe dan bar yang menghadap ke arah laut. Suasana yang tenang, udara yang sejuk sangat nyaman untuk para turis menikmati pemandangan alam, sambil menikmati secangkir kopi atau menyukai salah satu cemilan khas Belanda, poffertjes, Anda dapat mencobanya dengan topping yang berbeda-beda. Ada poffertjes dengan topping strawberry, coklat, keju, gula putih, dan madu. Dengan membayar sekitar 2,5-4 Euro Rp 31-51 ribu Anda dapat menikmatinya sesuai kafe dan bar juga terdapat toko-toko suvenir yang menjual pernak pernik menarik dan lucu-lucu. Beberapa yang bisa dipilih adalah boneka Belanda, magnet, gantungan kunci, barang pecah belah, snow ball dan masih banyak lagi. Siapapun yang melihat pasti ingin membelinya sebagai Volendam, turis bisa berfoto ria dengan pakaian tradisional Belanda lengkap dengan aksesorisnya. Banyak studio-studio yang menawarkan jasa pemotretan untuk para jeli memperhatikan foto-foto yang terpampang di dinding studio tersebut, Anda akan melihat foto artis dan tokoh terkenal Indonesia. Bahkan ada foto ulama kondang seperti ustad Aa Gymnastiar Aa Gym dengan pakaian tradisonal Belanda yang ditawarkan antara satu studio dan studio lainnya tidak jauh berbeda. Jika ingin berfoto sendiri, harga sekitar 12 Euro Rp 153 ribu. Namun jika foto berpasangan, Anda bisa mengeluarkan uang hingga 20 Euro Rp 255 ribu.Volendam tidak hanya terkenal dengan pamandangan laut yang indah dan tempat turis untuk berfoto pakaian tradisional. Di dekat kota ini juga ada tempat yang dikenal dengan pabrik keju Edam dan pusat pembuatan sendal kayu khas Belanda, yang kami kunjungi waktu itu sebuah pabrik yang masih terbilang tradisional. Pabrik tersebut memang diperuntukkan untuk para turis yang ingin tahu bagaimana cara pembuatan sendal klompen, dan keju Edam pada zaman waktu kurang lebih 2 bulan untuk pembuatan 1 sendal klompen. Pembuatan keju pun sangat higienis dan steril agar kualitas keju terjaga dengan juga mencicipi keju yang sudah jadi. Berbagai rasa keju tersedia. Sungguh menyenangkan karena kami dapat mencoba langsung satu per satu keju tersebut dan dapat membelinya. Keju ini dijual sekitar harga 6-10 Euro Rp 76-127 ribu.Keju yang sudah dikemas dapat tahan sampai 6 bulan di dalam kulkas. Jangan tanya soal rasa, karena keju ini sungguh lezat dan gurih. Kalau saya suka smoke beef cheese memang kota nelayan yang cantik, indah dan tenang. Sayang jika dilewatkan begitu dikatakan pergi ke Belanda dan rasanya kurang lengkap jika Anda tidak berfoto dengan pakaian tradisional dan membeli keju khas Belanda.20DETIK Spot Wisata 1,421 Views Minggu, 07 Agu 2022 1717 WIB Selebriti kini liburan di Belanda. Mereka sekarang berada di kawasan Volendam. Di sini mereka akan berfoto dengan kostum yang Celebrity on Vacation Trans TVLiputan dilakukan sebelum masa Pandemi Covid 19 Celebrity On Vacation Trans TV - 20DETIKKotaAmsterdam adalah salah satu kota wisata di Belanda , di sana kalian dapat menemui beberapa tempat wisata di Belanda. Jika sudah mengunjungi wisata - wisata tersebut tidak lengkap rasanya jika tidak berbelanja souvenir ataupun oleh - oleh khas belanda.Bingung dengan tempat belanja rekomendasi mana saja? kami punya beberapa list tempat belanja murah di amsterdam yang bisa kalian jadikan Mau liat desa kincir anginnya Holland bisa berkunjung ke Zaanse Scans/kinderdijk. Pasar kejunya Belanda, Gauda/Edam. Mau liat desa nelayannya Belanda atau mau nyoba baju ala mevrow/meener di Belanda, Volendam tempatnya. Hampir 2 tahun di Belanda akhirnya kami berkunjung ke volendam. Planningnya dari awal memang volendam jadi destinasi terakhir kami. Kenapa? Mau foto keluarga ala Holland gitu nunggu Faiha agak besaran dulu. Kalau foto di Volendam ini pasti famous banget. Jadi saya mau cerita soal trip kami ke Volendam, ngapain aja? Kemana aja? Budgetnya berapa? Sekitar 30 menit dari Amsterdam di tepi danau IJsselmeer, ada desa kecil namanya Volendam. Desa nelayan ini terkenal dengan pelabuhannya yang indah, pasar ikan dan pakaian traditional Belanda. Jadi Volendam, tempat yang wajib dikunjungi menurut kami. Untuk menuju ke Volendam, menggunakan bus 316 dari Stasiun Amsterdam Central dengan perjalanan sekitar 30 menit. Tiket yang dikeluarkan sekitar 4,39 euro sekali jalan jika menggunakan OV-chipkaart. Berkunjung ke Volendam menyuguhkan daya tarik tersendiri, menelusuri perumahan cantik ala Belanda, pelabuhan utama yang menjadi pusat perbelanjaan, rumah-rumah traditional yang terbuat dari kayu dan kapal nelayan yang sedang berlabuh. Kapal ini merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Volendam. Sesampai di Volendam kami langsung berburu suvenir murah. Masuk sebuah toko yang akan menjadi tempat potret keluarga, namanya Foto De Boer. Konon ini katanya tempat studio foto yang mendapat review bagus dari pengunjung. Saya juga melihat beberapa pajangan foto pejabat besar kita seperti Megawati, Gusdur, M. Hatta. Jadilah kami memilih Foto De Boer ini. Soal suvenir murah ini memang harganya anjlok, salenya 50-70%. Seperti piring Holland, jam dinding, cangkir, klompen, mangkok. Mungkin sangat banyaknya pengunjung dari Indonesia ke Volendam, beberapa pertokoan juga bertuliskan “sangat murah, hati-hati naik tangga”. Kami melanjutkan naik ke lantai 2 untuk berfoto. Pengunjungnya ramai sekali. Dan kami langsung mengantri untuk ganti kostum. Bajunya didouble aja, pilih ukuran yang cocok. Nanti ada petugas yang akan membantu. Terakhir pilih klompen sepatu kayu Belanda sesuai size untuk dipakai. Pakai klompen ternyata ga nyaman juga, bikin kaku dan susah jongkok hehe.. Anak-anak gimana nih? Susah ga buat diajak foto. Ini yang bikin deg-degan, kalau Yaqdzan udah bersedia dari awal. Faiha suka nangis ketemu orang baru. Jadi saya kondisikan anak-anak senyaman mungkin, jangan sampai ada yang nangis/ngambek sebelum difoto. Menunggu antrian berfoto saya sempat jepret-jepret pakai hp, boleh kok asalkan ga mengganggu pengunjung lain, ga terlalu heboh dan tentunya bukan di spot foto mereka. Baca juga Sehari di Pulau Texel Kenapa Ga? Kami pilih latar foto, untuk foto keluarga 4 orang dengan latar jadul Holland. Gayanya udah diatur sama petugas, mereka juga nyocokin asesoris yang kita pegang buat foto. Ini lucu-lucu banget, ada perlengkapan nelayan, akordion, bunga tulip, botol penyimpan susu perah dll. Latar desa nelayan kami pilih untuk berfoto Yaqdzan & Faiha. Jadi 2x gaya gitu. Posisi dan gaya juga diarahkan sama tukang foto, Yaqdzan duduk dibangku. Faiha berdiri disebelah. Dengan berbagai drama udah mau nangis, topi dikepala yang dilepas, nunduklah. Pokoknya heboh banget 😂. Dengan kelihaian tukang foto akhirnya 10 jepret an ada juga yang berhasil. Dan Faiha berdiri pakai klompen dong hihi.. Tadaaa..Faiha kok pegangan ke kerah baju mas ya Buat yang pengen tau tarif foto disini, ini hal penting yang akan saya ceritakan. Betul-betul merasakan kalau jasa di Belanda ini mahal. Kami memang ga pernah nyoba ketukang jahit, buat benerin celana yang bolong dikit aja bayar 20 euro. Atau beberapa kali buat nambal ban bayarnya 15 euro itu rasanya tekor. Nah ini tarifnya berapa? Tarif foto disini dihitung berdasarkan jumlah orang. Foto 1 orang 15 euro, 2 orang 20 euro, 3 orang 25 euro, 4 orang 28,5 euro, 5 orang 32 euro, 6 orang 36 euro, 7 orang 42 euro, 8 orang 46,5 euro , 9 orang 52 euro. Selain itu nanti kita dapat foto print an nya 1 foto 20×30 cm atau 2 foto 13×18 cm. Pilih salah satu. Kalau mau tambahan foto akan dikenakan biaya 6 euro/lembar yang besar dan 3 euro/lembar yang kecil. Kami pilih yang lembaran besar aja dan tentunya ga beli extra foto karena lumayan mahal hehe..kami pilih membeli softcopynya senilai 6 euro. Semua jepretan foto sudah tersimpan semuanya. Jadi berapa budget yang dihabiskan untuk foto? 28,5 euro untuk foto keluarga 4 orang, 20 euro untuk foto anak-anak berdua. Eits ingat! Dihitungnya per sesi berdasarkan jumlah orang ya. Plus soft copy file foto di usb 6 euro. Total seluruhnya 54,5 euro. Cukup spektakuler bagi kami. Tetapi ga lengkap kalau tidak berfoto pakaian tradisional di Belanda. So far, kami puas sih dengan fotonya. Berminat? Langsung ke Volendam ya 🙂 Eindhoven, agustus 2018
Janganlupa foto dengan pakaian tradisional Belanda di studio foto yang banyak bertebaran di sini. Bangunan klasik dan budaya yang masih terjaga hingga kini pantas membuat Volendam disebut sebagai
Holanda es uno de esos países que histórica y culturalmente nos ofrece grandes aspectos tradicionales y curiosos sobre los que siempre despierta la curiosidad. Los Países Bajos no tienen un traje tradicional nacional, aunque sí que nos ofrece una mezcla de trajes diferentes que se encuentran en diferentes regiones de los Países Bajos. El más famoso es el conocido como traje “Vollendame”, que consiste en una falda negra, un delantal despojado, un chal y un sombrero de encaje, junto con unos zapatos de madera Klompen son lo que la mayoría de la gente cree o considera que es el vestido tradicional de Holanda y el resto de países. Índice1 Componentes de los trajes típicos holandeses2 Los Kraplaps cómo está hecho3 Cuando es el turno de la falda4 Los zapatos de estos trajes tradicionales Componentes de los trajes típicos holandeses ¿Por qué es tan conocido el traje “Volendam”? Mucha gente piensa en el traje Volendam cuando piensan en Holanda o los Países Bajos. Este es el traje que se replica en todo tipo de etiquetas bajo Dutch Maid’, con la gorra de visera y alas. De hecho, el traje solamente se lleva en el pueblo de Volendam, y no es representativo o típico de los Países Bajos en su conjunto, sin embargo, es muy famoso. Existen tres variantes del traje, por lo que es posible que se haya preguntado por qué se ve en diferentes imágenes que no tienen el mismo aspecto. No es el traje de todos los días, ni el traje elegido para ir un domingo al mercado, pero sí el traje para ocasiones especiales, que es el que más a menudo se ve en estos días. Existe un tipo de traje que se llama el Bruiloftsgast o un disfraz huésped de la boda’. Es lo que se conoce como una camisa, que no tiene mangas y una falda. El traje tradicional es de aproximadamente la altura del tobillo. La camisola no se muestra cuando se ha completado el traje. Encima de la camisola es usado un kraplap, también llamado koplap kralap o kroplap, un tipo de doble babero, similar a un accesorio también encontrado en algunos trajes alemanes. Se abrocha en el cuello y se sujeta en la parte inferior por cintas en el panel frontal con hilo a través de bucles unidos al panel posterior. Los Kraplaps cómo está hecho El kraplap se encuentra en muchos trajes holandeses, ya que a menudo está decorado de una manera muy conseguida, ya que pueden estar bordados o con tela impresa con diferentes adornos. Se hacen en dos piezas, delantera y trasera, un hombro se cose cerrado, y el otro tiene una fijación. Hay un trozo de cinta o el cordón alrededor de la abertura del cuello. Hoy en día, el kraplap por lo general tiene un diseño de flores de la puntada de satén bordados a máquina, por lo general rosas. Alrededor de 1930, una familia de apellido Tol desarrolló una forma de aerosol de pintura mecánicamente Rose diseña en un fondo de seda utilizando una serie de plantillas; este parece ser el precursor de la máquina de bordados que se utilizan hoy por hoy para fabricar los kraplaps. Cuando es el turno de la falda La falda se pone entonces en adelante, la falda de rayas blanco y rojo para el traje conocido como huésped de la boda’, de lo contrario una falda larga en un color oscuro liso, más comúnmente negro o azul marino. Las mujeres en Marken, a pocos kilómetros de distancia de Volendam, usan una falda de rayas muy similares, pero siempre bajo la topskirt. Encima de esta falda, es puesto lo conocido como kletje’, una blusa o chaqueta de lana negra en la parte trasera, y un par de orejeras de ancho en la parte delantera. Cuenta con un escote de corte cuadrado tanto delante como detrás, que se superó con el ajuste; la parte frontal se cierra con ganchos. Los zapatos de estos trajes tradicionales Klompen, o zapatos de madera, son una conocida tradición holandesa, al igual que los tulipanes y los molinos de viento. El zapato de madera más antigua que se ha encontrado fue descubierto en Ámsterdam en 1979 y data todo el camino de vuelta a 1230 Los zapatos eran caros y usados sólo por los ricos para proteger sus pies y demostrar que podían permitirse tal lujo, de ahí surgió Klompen, un zapato de madera que era una alternativa más segura más barato para los zapatos de cuero cosida a mano. Las primeras versiones de los zapatos de madera destacados suela de madera y las tapas de cuero, sin embargo, finalmente el zapato entero era de madera para proteger mejor a los pies, como muchas personas que los llevaban eran trabajadores pescadores, agricultores y fábrica ya que ofrecen una barrera contra peligros tales como anzuelos de pesca, clavos y otros objetos afilados. No se pueden utilizar para ir a la iglesia ni dentro de la casa pero si para asistir a algunos bailes. El contenido del artículo se adhiere a nuestros principios de ética editorial. Para notificar un error pincha aquí.
Volendam(opsional foto baju belanda disini biaya pribadi) Zaanse schans; Cologne Central Mosque (masjid besar di Eropa) Kolner dom; Old Town; Great St Martin; Check-in @Hotel; HARI KE 6 BONN - COCHEM CASTLE - LUXEMBOURG - FRANCE. Cochem Castle; Luxembourg City Center; Check-in @hotel;